ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
What is the focus actually about this major study?Banyak yang tidak
tahu mengenai ilmu jurusan ini. Karena berdasarkan pada pennglaman
teman – teman yang sudah terlebih dahulu memasuki tahap interview di
dunia kerja ternyata banyak orang – orang perusahaan yang bertanya –
tanya tentang jurusan ini. Saya sendiri sebagai salah satu alumni
jurusan ini juga bingung kenapa jurusan ilmu ekonomi srudi pembangunan
masih di buka di UNDIP karena pada faktanya lulusan dari jurusan ini
tidak banyak dibutuhkan dalam dunia kerja khususnya perusahaan.
Kebanyakan perusahaan membutuhkan sarjana management dan akuntansi saja
sementara untuk lulusan ilmu ekonomi studi pembangunan ini hanya bisa
masuk pada lowongan – lowongan untuk segala jurusan. Pernah sering
mencoba teman – teman memasuki lowongan untuk manajemen dan akuntansi
tapi ternyata tidak dipanggil.
Susahnya mencari pekejaan dari lulusan ini mungkin didasari dari
ilmu yang dipelajari dalam studi pembangunan yang kurang fokus. Apakah
mengacu pada ilmu praktis atau pada ilmu theory. Ilmu praktis misalnya
riset – riset tentang berbagai kebijakan ekonomi pembangunan yang
cenderung dipelajari hanya dari luarnya saja…hampir tidak berbeda
dengan pelajaran anak SMA dan tidak menarik atau mengasah kemampuan
mahasiswa untuk lebih mendalami arti dari studi pembangunan itu
sendiri. Pelajaran tentang ilmu ekonomi internasional juga kurang
mengena karena mahasiswa hanya di pancing untuk beropini yang
sebenernya semua orang bisa saja melakukannya. Mahasiswa seharusnya
diberikan orientasi praktis misalnya bagaimana aplikasi ekonomi
internasional terhadap kebiatan ekonomi di Indonesia khususnya untuk
ekonomi regional. Namun dalam studi pembangunan internasional is
international nothing related to our region. Jadi ilmu dalam studi ini
hanya berlaku sebagai OBYEK… dan tidak bisa di jadikan SUBYEK. Dimana
teori – teori yang ada seharusnya bisa dipraktekkan secara praktis
seperti ilmu – ilmu eksakta lain. Berbeda dengan magemen dan akuntansi
yang sangat berkaitan dengan realita.Kalau
memang studi pembangunan cuma mempelajari hal – hal yang
perspektifnya melahirkan ahasiswa yang suka beropini seharusnya tidak
tepat apabila di berikan pada generasi sarjana ekonomi pada strata 1
yang orientasinya setelah kuliah adalah bekerja. Ilmu ekonomi Studi
Pembangunan lebih cocok di aplikasikan kepada mahasiswa – mahasiswa
yang sudah memiliki kemampuan berpikir produktif dan punya akses untuk
berpikir praktis misalnya pada tingkat Pasca Sarjana atau Program
Magister. Untuk program S1 sebaiknya di hapus saja karena lulusannya
tidak dibutuhkan dalam dunia perusahaan. Mungkin hanya instansi –
instansi pemerintah saja itupun lowongan hanya 1 kursi atau 2 kursi.
Lalu bagaimana dengan mahasiswa studi pembangunan yang lain yang
jumlahnya ada ratusan alumni tiap tahunnya? Apakah hanya untuk
menambah jumlah pengangguran saja? Sebaiknya jurusan ini diganti nama
dan sistem pendidikannya agar lulusannya lebih dibutuhkan dalam sektor
swasta terutama perusahaan. Karena bagaimana mutu SDM bisa
ditingkatkan apabila ilmu yang dipelajari tidak bisa di aplikasikan ke
dalam sektor riil..??dalam ekonomi internasional misalnya percuma
menghitung2 dan mengadakan penelitian tentang kurs kalo dalam masyarakat
perusahaan mahasiswa lulusan ekonomi studi pembangunan sendiri
tidak punya kemampuan praktis apa2 seperti lulusan manajemen ataupun
akuntansi. Perusahaan tidak membutuhkan penganalisis kurs sebagai
pekerja pemula dalam perusahaannya. Karena banyak konsultan dan
personil lain yang lebih bisa. Akhirnya mahasiswa ekonomi pembangunan
fresh graduated tidak dibutuhkan. dan akhirnya para mahasiswa yang putus
asa kembali lagi ke titik awal yaitu wiraswasta atau enterpreneur.
MULAI DARI NOL LAGI. Kapan majunya negeri ini?kalo mikirnya bolak
balik?dan orang2nya tidak bisa mengaplikasikan ilmunya secara maksimal?
Studi Pembangunan seharusnya diganti dengan Ilmu Ekonomi Pembangunan dan Pengembangan Industri. Lebih
difokuskan pada studi pemasaran suatu industri. Bukan cuma teori2 dan
analisis2 yang bersifat terlalu makro. Ekonomi industri itu sendiri
kurang memfokuskan pada ilmu pemasaran yang yang sebenarnya sangat
penting bagi ilmu ekonomi mengingat banyak perusahaan yang membutuhkan
tenaga2 pemasaran yang seharusnya lebih berpotensi daripada tenaga
dalam organisasi perusahaan.
Manajamen pemasaran justru dipelajari dalam ekonomi manajemen.
Dimana lulusan manajemen justru banyak bekerja di dalam perusahaan.
Segala teknik pemasaran ada di dalam manajemen pemasaran yang
seharusnya bisa lebih dikembangkan dalam ilmu ekonomi studi pembangunan
yang jangkauannya lebih luas meliputi internasional sampai regional.
Juga mencakup Ekonomi Industri. Ilmu – ilmu ekonomi studi pembangunan
sangat mendukung pemasaran tapi semuanya di dalam jurusan ilmu ekonomi
studi pembangunan cuma di hitung2, dianalisis meliputi lingkup MAKRO
sementara secara mikro gregetnya kurang terasa. EKONOMI INDUSTRI
misalnya percuma kalo kita mempelajari industri di luar negeri dengan
buku bahasa inggris pula tapi kalo secara sederhana kita tidak bisa
secara teknis tahu tentang bagaimana teori – teori itu teraplikasikan
secara RIIL ke dalam perusahaan perusahaan atau dengan kata lain
mahasiswa hanya tahu dari contoh2 yang disajikan dosen tanpa ada
prakteknya langsung atau presentasi dari suatu perusahaan misalnya
untuk lebih membuka dan memberikan inspirasi kepada mahasiswa. Sehingga
tidak melulu hanya teori tapi juga ada warna sendiri yang akan mereka
ciptakan apabila mereka lulus nanti.
Dengan begitu perusahaanpun tidak akan memandang remeh jurusan ini.
sumber : fasterbookstore.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar